followers

Selasa, 29 Mei 2012

KEHAMILAN DI LUAR RAHIM (KEHAMILAN EKTOPIK)





Kehamilan diawali dengan proses pembuahan atau konsepsi, yakni bertemunya sel telur dengan sel sperma dalam tuba falopii (saluran yang menghubungkan rongga rahim dengan indung telur). Kemudian sel telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi (tertanam) pada lapisan endometrium (saput lendir yang kaya kelenjar) di dalam kavum uterus (rongga rahim).
Pada kehamilan normal janin berada pada rongga rahin (Intra uterine), tetapi pada keadaan tertentu janin dapat pula terdapat di luar rongga rahim atau dalam dunia medis dikenal dengan kehamilan ektopik.
 
Ada beberapa kondisi, yang menandakan bahwa kehamilan tidak senormal yang kita harapkan. Kadang tandanya menyerupai abortus atau keguguran, yaitu ada perdarahan, bahkan mungkin cuma perdarahan bercak pada saat hamil muda. Tapi kehamilan ektopik lebih berbahaya karena mengancam jiwa, jika tidak segera ditangani. Karena perdarahan yang terjadi bukan keluar, tapi kedalam rongga abdomen. sehingga dulu sering missed diagnosis (terlambat diketahui). Sekarang dengan adanya USG, pada kehamilan dini bisa cepat diketahui kehamilan intra atau ekstra uterin.

1. Definisi Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan adalah implantasi hasil konsepsi di luar endometrium rongga rahim. Janin yang seharusnya berkembang di dalam rongga rahim ternyata berkembang di tempat yang tidak semestinya seperti tuba falopii, serviks (leher rahim), ovarium (indung telur), dan bahkan di intrabadominal (rongga perut). Tetapi kejadian yang paling banyak adalah di tuba falopii, sekitar 90%.kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus. Diagnosis didapatkan jika terjadi nyeri perut bagian bawah pada kehamilan muda, lemah, pucat, nyeri, syok, cairan bebas intraabdomen, penonjolan kavum Douglas (kuldosentesis).

2. Epidemiologi
Kejadian per 1000 kehamilan:
•1970       : 4,5/1000
•1987       : 15/ 1000
•sekarang : 19/ 1000
Kematian :
•< 1950 an             :200-400/10.000
•1970                     : 35,5/10.000
•1987-sekarang      : 4/10.000
Hal ini menunjukkan meskipun kejadian kehamilan ektopik sekarang lebih sering dibandingkan jaman dahulu, tapi angka kematian lebih dapat ditekan, karena diagnosis dini cepat diketahui dengan berbagai alat bantu diagnostik dan pemeriksaan penunjang. Penurunan Angka kematian mencapai 90%
Terjadinya perbaikan dalam penurunan angka kematian pada kehamilan ektopik, antara lain ditunjang oleh faktor-faktor sebagai berikut :
  • Deteksi dini
  • Monitor ultrasonografi
  • Tehnik operatif
  • Anestesia dan produk darah
Adapun lokasi terjadinya kehamilan ektopik adalah :
·         Kehamilan tuba (95-98%), yakni kehamilan di tuba falopii khususnya di ampulla dan isthmus. tempat yang paling banyak terjadinya kehamilan di luar kandungan. Berdasarkan implantasi hasil konsepsi, pada tuba terdapat kehamilan pars interstisialis tuba, kehamilan pars isciadika-tuba, kehamilan pars ampularis tuba, dan kehamilan infundibulum tuba. Kandungan di tuba ini mengakibatkan mudah terjadinya pendarahan.
·         Kehamilan leher rahim (servikalis) dan tanduk rahim (kornual). Tempat ini masih salah satu bagian dari rahim, tetapi bukan tempat ideal untuk pertumbuhan bayi. Ada pula kehamilan indung telur (ovarium). Organ ini memproduksi sel telur (ovum). Jumlahnya ada dua, di ujung tuba kanan dan kiri. Ini bukan tempat ideal untuk pertumbuhan bayi.
·         Kehamilan jaringan ikat rahim, kehamilan rongga perut (abdomen), dan kehamilan kombinasi, maksudnya ada dua kehamilan, satu kehamilan di luar kandungan dan satunya lagi kehamilan dalam rahim secara bersamaan.
  • Insterstitial 1,3%
  • 1/3 proksimal 12%
  • 1/3 tengah 38%
  • 1/3 distal 41%
  • Fimbrie 5%
  • Ovaria 0,2%
3. Penyebab terjadinya kehamilan ektopik
  • Adanya bekas radang jaingan pengikat rahim
  • Perlekatan dan kelainan bawaan tuba
  • Penyakit endometriosis (jaringan endometrium yang ditemukan di luar rongga rahim)
  • Tumor yang merubah bentuk tuba
  • Migrasi luar ovum (perjalan sel telur dari ovarium kiri ke tuba kanan dan sebaliknya)
  • Pembesaran indung telur
  • Penggunaan hormon sintesis (pil KB)
  • Penggunaan alat kontrasepsi pada rahim

4. Gejala Kehamilan Ektopik
Beberapa gejala yang didapatkan pada kehamilan ektopik, yang harus diwaspadai antara lain :
  • Tanpa gejala 5%
  • Nyeri abdomen 90-100%
  • Amenorea 75-90%
  • Perdarahan vagina 50-80%
  • Riwayat infertilitas
  • Penggunaan kontrasepsi
  • Riwayat kehamilan ektopik
  • Nyeri tekan abdomen/adneksa 75-95%
  • Teraba massa 50%
  • Demam 5-10%
  • Berdasarkan gejala yang terjadi pada kehamilan ektopik, maka kehamilan ektopik dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1.      Kehamilan di luar kandungan belum terganggu.
Gejalanya tidak khas. Penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan, sampai terjadinya abortus tuba atau ruptur tuba sehingga timbul pendarahan. Pada umumnya, penderita menunjukkan gejala-gejala kehamilan normal, terlambat haid, mual-mual, muntah dan pusing. Tanda yang sering muncul adalah terlambat haid, pendarahan dan nyeri perut bagian bawah.
2.       Kehamilan ektopik terganggu.
·         Definisi
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu.
·         Insiden
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20 – 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Namun, frekuensi kehamilan ektopik yang sebenarnya sukar ditentukan. Gejala kehamilan ektopik terganggu yang dini tidak selalu jelas.
·         Etiologi
Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah :
 Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur.
a. Riwayat operasi tuba.
b. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
c. Kehamilan ektopik sebelumnya.
d. Aborsi tuba dan pemakaian IUD.
e. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.
f. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.
g. Operasi plastik pada tuba.
h. Abortus buatan.
·         Patofisiologi
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini :
1).  Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
2). Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.
3). Faktor abortus ke dalam lumen tuba.
Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian .
·         Gejala
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda; dari perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil. Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin. Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar sehingga sulit untuk membuat diagnosanya.
·         Diagnosis
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain dengan melihat :
1). Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.

2). Pemeriksaan fisis
a. Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
b. Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
c. Pemeriksaan ginekologis
Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.

3). Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.
b. USG :
– Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
- Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
- Adanya massa komplek di rongga panggul
4). Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah.
5). Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
6). Ultrasonografi berguna pada 5 – 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar uterus.
·         Penanganan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu :
a.       kondisi penderita pada saat itu
b.      keinginan penderita akan fungsi reproduksinya
c.       lokasi kehamilan ektopik.
Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat .
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.
·         Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi karena :
- Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi.
- Infeksi
- Sterilitas
- Pecahnya tuba falopii
- Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio
·         Prognosis
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus.
Penderita mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0 – 14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah sekitar 50%





DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009.Kehamilan Ektopik. Tersedia pada www.botefilia.com. Diakses tanggal 12 November 2010

Cakmoki.2007. Kehamilan di luar Kandungan.Tersedia pada www.cakmoki86.wordpress.com. Diakses tanggal 16 November 2010

dr.Bambang Widjanarko, SpOG.2009. Kehamilan Ektopik. Tersedia pada www.authorstream.com. Diakses tanggal 16 November 2010

dr. Pande Kurniasari.2010.Ektopik, Hamil di Luar Kandungan. Tersedia pada www.indoforum.org. Diakses tanggal 15 November 2010




Tidak ada komentar:

Posting Komentar