followers

Selasa, 08 Mei 2012

TEROBOSAN BARU PEMBERDAYAAN PANGAN LOKAL:MANISAN “KUWUD” ENTAL SEBAGAI SEBUAH USAHA PENGEMBANGAN BISNIS BERBUDAYA LOKAL




ABSTRAK
Adanya kegiatan keagamaan di Bali membuat Bali kaya akan budaya, kuliner dan barang-barang kerajinan. Banyak tanaman yang dimanfaatkan oleh pengerajin Bali untuk memenuhi pesanan dari konsumen. Salah satu tanaman yang hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan adalah pohon ental. Tanaman ental yang banyak dijumpai di Bali memiliki buah yang rasanya manis, namun sayangnya buah yang melimpah itu belum banyak dimanfaatkan oleh penduduk, padahal buah ental memiliki potensi digunakan sebagai manisan yang memiliki nilai ekonomi. Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan gula. Dengan adanya ide dan kreativitas, pengemasan yang menarik serta pengolahan menjadi manisan akan dapat meningkatkan nilai ekonomi buah ental yang selama ini hanya dikonsumsi sendiri dan tidak dimanfaatkan lagi oleh masyarakat setempat.

Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 4 Maret 2011 sampai dengan 9 Mei 2011, proses penjualan dilakukan dengan penitipan di kantin-kantin di sekitar Yayasan PR Saraswati. Manisan ini dikemas dengan dua pilihan ada bungkus besar dengan harga Rp.3.000 dan bungkus yang lebih kecil dengan harga Rp. 2.000.  Dengan laba setiap bulan untuk bungkus besar yaitu Rp.375.000 dan untuk bungkus kecil sebesar Rp.328.000  maka kami telah mencapa BEP pada bulan ketiga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha Manisan Kuwud Ental layak dilaksanakan karena respon pasar untuk Manisan Kuwud Ental ini cukup baik.

Kata kunci : budaya, manisan, laba
Korespondesi : I Kadek Parmadi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar, Jl. Kamboja 11 A Denpasar, telp. (0361) 240985, Fax (0361) 261278.


Breakthrough empowerment NEW LOCAL FOOD: Sweets "KUWUD" ENTAL BUSINESS DEVELOPMENT AS A LOCAL BUSINESS cultured
by:
I Kadek Parmadi, Anis Kurniawati, Sang Ayu Made Ika Utari Dewi
          (Biology Education Studies Program, University of Mahasaraswati Denpasar
)

ABSTRACT
The existence of religious activities in Bali makes Bali is rich in cultural, culinary and craft items. Many plants are used by craftsmen of Bali to fulfill orders from customers. One of the plants can be utilized almost all the parts are ental tree. Ental plants are often found in Bali has a fruit that tastes sweet, but unfortunately the fruit is abundant it has not been much exploited by the population, but fruit ental have potential use as sweets that have economic value. Candied fruit is fruit preserved with sugar. With the ideas and creativity, attractive packaging and processing will be candied fruit can increase the economic value ental who had only their own consumption and not used again by the local community.
The event was held from March 4, 2011 to May 9, 2011, the sale is made with care in the canteens around the Saraswati Foundation of PR. These sweets are packed in two large packs with no choice Rp.3.000 price and smaller packs at a price of Rp. 2000. With a profit every month for a large pack that is Rp.375.000 and for a small pack of Rp.328.000 then we have mencapa BEP in the third month. It can be concluded that the effort Candied Kuwud Ental feasible because the market response to sweets Kuwud Ental is quite good.

Key words: culture, sweets, profit

Correspondence: I Kadek Parmadi, Faculty of Teacher Training and Education Mahasaraswati University of Denpasar, Jl. Cambodia 11 A Denpasar, tel. (0361) 240985, Fax (0361) 261 278.



PENDAHULUAN

Latar Belakang
Adanya kegiatan keagamaan di Bali membuat Bali kaya akan budaya, kuliner dan barang-barang kerajinan. Banyak tanaman yang dimanfaatkan oleh pengerajin Bali untuk memenuhi pesanan dari konsumen. Salah satu tanaman yang hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan adalah pohon ental, yaitu pohon yang serumpun dengan pohon kelapa. Hampir semua bagian pohon ini bisa dimanfaatkan. Misalnya batangnya banyak digunakan untuk nampan, bokor kayu, keranjang souvenir,dan barang-barang kerajinan lainya. Daunnya banyak digunakan untuk hiasan-hiasan, janur, dan oleh masyarakat bali digunakan sebagai kertas dalam menuliskan aksara bali yang sering disebut lontar. Bunga dan rantingnya juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan.
Bali sebagai daerah pariwisata menyebabkan daerah ini kaya akan berbagaimacam makanan, baik makanan tradisioanl, makanan nasional maupun makanan internasional selalu bisa dijumpai di Bali. Berbagai macam manisan juga bisa ditemukan didaerah ini. Saat ini manisan dari buah-buahan telah banyak diproduksi, mutu manisan itu juga tidak kalah dengan manisan buatan luar. Namun sayangnya manisan buah tersebut jarang dilirik konsumen karena dianggap  kurang menarik.
Tanaman ental yang banyak dijumpai di Bali memiliki buah yang rasanya manis, namun sayangnya buah yang melimpah itu belum banyak dimanfaatkan oleh penduduk, padahal buah ental memiliki potensi digunakan sebagai manisan yang memiliki nilai ekonomi. Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan gula. Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme (jamur, kapang).
Dengan adanya ide dan kreativitas, pengemasan yang menarik serta pengolahan menjadi manisan akan dapat meningkatkan nilai ekonomi buah ental yang selama ini hanya dikonsumsi sendiri dan tidak dimanfaatkan lagi oleh masyarakat setempat.
                                                                                                                             
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahannya adalah apakah nilai ekonomi buah ental dapat ditingkatkan dengan menjadikan manisan “kuwud” ental dengan pengemasan yang menarik.
Tujuan
Melalui program kreativitas mahasiswa di bidang kewirausahaan diharapkan dapat  mengetahui apakah dengan menjadikan manisan “kuwud” ental dan pengemasan yang menarik akan mampu meningkatkan nilai ekonomi buah ental tersebut.

Luaran yang Diharapkan
Adanya manisan “kuwud” ental dengan kemasan yang menarik diharapkan dapat dijadikan peluang usaha manisan dengan memanfaatkan buah lokal.

Kegunaan Program
            Didapatkan manisan buah lokal yang tidak kalah dengan manisan modern yang sekarang banyak beredar di masyarakat, dan didapatkan Manisan ”kuwud” ental dengan kemasan menarik mampu meningkatkan nilai ekonomi buah lokal.




GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Manisan kering adalah produk olahan yang berasal dari buah-buahan dimana pemasakannya dengan menggunakan gula kemudian di keringkan. Produk ini mempunyai beberapa keuntungan diantaranya; bentuknya lebih menarik, lebih awet volume serta bobotnya menjadi lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan. Rasanya yang segar dapat dijadikan penawar haus disaat udara panas, dan cocok dinikmati di berbagaai kesempatan. Manisan merupakan salah satu metode pengawetan produk buah-buahan yang paling tua, dan dalam pembuatannya menggunakan gula, dengan cara merendam dan memanaskan buah dalam madu. Karena manisan merupakan camilan yang selalu disukai tentu manisan buah ini memiliki potensi untuk dijadikan peluang usaha.

ANALISIS USAHA
Terobosan Baru Pemberdayaan Pangan Lokal:Manisan “Kuwud” Ental Sebagai Sebuah Usaha Pengembangan Bisnis Berbudaya Lokal

1.Permodalan
Tabel 1. Modal Usaha
No
Modal
Qty
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
1
Timbangan
1 buah
Rp. 100.000,-
Rp.   100.000,-
2
Plastik Kemasan
16 gulung
 Rp.    5.000,-
Rp.   350.000,-
3
Gas LPG @15 kg
1  buah
Rp.     80.000,-
Rp.    80.000,-
4
Bak Plastik
2 buah
Rp.   25.000,-
Rp.     50.000,-
5
Ember
2 buah
Rp.   10.000,-
Rp.     20.000,-
6
Saringan


Rp.     40.000,-
7
Panci
2 buah
Rp.   65.000,-
Rp.   130.000,-
8
Kompor
1 buah
Rp.   200.000,-
Rp.   200.000,-
9
Kukusan
4 Buah
Rp.     11.500,-
Rp.     46.000,-
10
Oven
1 buah
Rp. 100.000,-
Rp. 1.280.000,-
TOTAL
Rp.  2.296.000,-







Biaya Penyusutan /bln      = 3,5% x 2.296.000 = 80.360,00
Bunga Modal /bln             = 1,255 x 2.296.000 = 28.814,00

2.Biaya Produksi
Tabel 2. Biaya Produksi /bln
No
Jenis Biaya
Qty
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1
Gula Pasir
10 kg
Rp.   10.000,-
Rp.   100.000,-
2
Coklat
1 kg
Rp.   45.000,-
Rp.     45.000,-
3
Garam


Rp.     8.000,-
4
Kuwud Ental
16 kg
Rp.   15.000,-
Rp.    240.000,-
TOTAL
Rp.   393.000,-
3. Penerimaan
Tabel 3. Penerimaan Usaha /bln
No
Jenis Penerimaan
Qty
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1
Penjualan manisan “kuwud” ental
2.000 buah
250
500.000
TOTAL
   500.000

3.      Pendapatan
Pendapatan           = penerimaan – biaya produksi
                                    = 500.000–393.000
                                    = 107.000 /bulan
4.      Efisiensi Ratio
            R/C ratio                     =
                                                = = 1,272

5.      Rentabilitas
            Rentabilitas                 =   x  100%
                                                =   x 100%
                                                = 127,22 %                 
Berdasarkan analisis usaha di atas, maka dengan biaya kegiatan sebesar empat juta tujuh puluh tiga ribu rupiah akan diperoleh pendapatan yang melebihi modal awal yang dibutuhkan.  Dan berdasarakan perhitungan efisiensi rasio, diperoleh angka lebih dari 1.  Dengan demikian, usaha pembuatan manisan “kuwud” ental tersebut dapat dikatakan sangat  efisien dalam pemanfaatan modal, sehingga diharapkan usaha tersebut dapat membawa keberlanjutan untuk usaha di masa yang akan datang.

METODE PENDEKATAN
            Metode pendekatan dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
A.    Tahap Pembuatan Produk
Tempat pembuatan manisan “kuwud” ental ini adalah dijalan Jalan Ceningan Sari Perum.Gunung Sari II No. D/9 , Denpasar Selatan.
  1. Sistem Pemasaran
Stategi pemasaran yang digunakan adalah pertama strategi pengenalan produk Produk manisan ini dikenalkan sebagai makanan yang sehat, mengandung anti oksidan, tidak mengandung bahan pengawet, serta murah meriah. Selain itu , ini adalah salah satu cara untuk melakukan diversifikasi pangan. Kemudian harga produk diusahakan lebih rendah dari harga pesaing. Dan dilakukan juga stategi promosi dan pendistribusian, promosi dilakukan melalui brosur, tester, dan mulut ke mulut. Setelah kami membuat brosur kami akan membuat sampel dari produk kami dan memberikannya kepada beberapa orang agar mereka menikmatinya. Setelah mereka mengetahui rasa dari produk kami, maka mulailah mereka mempromosikan produk kami melalui mulut ke mulut. Lalu untuk pendistribusian awal, akan dicoba melakukan sistem penitipan. Maksud dari sistem ini adalah menitipkan produk ke toko-toko untuk dijualkan.

PELAKSANAAN POGRAM
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
            Tempat pembuatan manisan “kuwud” ental ini adalah di Jalan Ceningan Sari Perum. Gunung Sari II No.D/9 Denpasar. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2011, dari penyiapan alat dan bahan, sampai pemasaran.
Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan
NO
KEGIATAN
WAKTU
TEMPAT
1
TAHAP PERSIAPAN



Menyiapkan alat dan bahan PKMK



-  Pembelian bahan baku manisan “kuwud” ental
4 Maret 2011
Singaraja, Pasar Badung Denpasar

-  Coklat Batangan
4 Maret 2011
Pasar Kreneng Denpasar

-  Plastik Kemasan
4 Maret 2011
Pasar Kumbasari Denpasar

-  Pembelian alat – alat penunjang
2 Maret 2011
3 Maret 2011
Pasar Kereneng Denpasar, Pasar Kumbasari Denpasar
2
TAHAP PELAKSANAAN


a.
  Pembuatan Manisan Kuwud Ental
6 Maret 2011
Jalan Ceningan Sari Perum.Gunung Sari No.D/9, Sesetan.
b.
Produksi Manisan Kuwud Ental
7 Maret 2011
Jalan Ceningan Sari Perum.Gunung Sari No.D/9, Sesetan.
c.
  Promosi dan Pemasaran Manisan Kuwud Ental
8 Maret -  9 Mei 2011
Denpasar
3
PELAPORAN



  Evaluasi monitoring
26 Mei 2010
Institut Seni Indonesia Denpasar

Penulisan laporan akhir
1 Mei – 7 Juni 2011
Pengetikan

Pelaksanaan
            Pelaksaan dimulai dengan penyiapan alat dan bahan mulai dari penyiapan alat – alat yang akan digunakan, menyiapkan bahan – bahan, dalam hal ini survei tempat pemasaran, pembelian dan menyiapkan bahan – bahan lainnya.Tahap pelaksanaan dimulai dengan penyiapan dan pembelian alat dan bahan, dilanjutkan pembuatan manisan “kuwud” ental, setelah semua langkah awal tresebut terlaksana barulah dilakukan proses promosi yang dilanjutkan dengan pemasaran.

Instrumen Pelaksanaan
Alat        : timbangan, kotak kemasan, tabung gas lpg, baskom plastik, ember, saringan, panci, kompor, kukusan, dandang, bedengan/ gedeg, dan oven.
Bahan    : “kuwud” ental, garam, asam sitrat, kapur jenuh, gula, essence makanan, coklat batangan

 HASIL DAN PEMBAHASAN
      Kegiatan ini merupakan kegiatan kewirausahaan yang mengangkat mengenai potensi jajanan tradisional yang tidak memiliki nilai ekonomi menjadi memiliki nilai ekonomi. Setelah dilakukan kegiatan kewirausahaan, dalam hal ini dilakukan modifikasi penyajian dan rasa manisan ”kuwud” ental tersebut sehingga ternyata manisan ”kuwud” ental khas bali berpotensi untuk dipasarkan menjadi jajanan camilan.
      Strategi pemasaran yang telah dilaksanakan adalah pendekan personal, melakukan penjualan langsung kepada para pembeli (direct selling ) dan dengan cara penitipan langsung ke toko penganan dan juga ke kantin yang menjual sarana. Penjualan dengan cara penitipan itu diakhiri dengan pembagian keuntungan (share profit) dengan kantin tersebut.
Berikut ini adalah hasil produksi Manisan Kuwud Ental
                        Tabel 1. Hasil Penjualan Manisan Kuwud Ental Ukuran Besar
NO
Produksi ke-
Hasil Produksi (bungkus besar Rp.3.000,-)
Produk yang terjual (bungkus)
Hasil Penjualan (Rp)
1
I
30
Promosi
-
2
II
40
Promosi
-
3
III
50
45
135.000
4
IV
55
50
150.000
5
V
50
47
141.000
6
VI
45
40
120.000




                        Tabel 2. Hasil Penjualan Kuwud Ental Ukuran Kecil
NO
Produksi ke-
Hasil Produksi (bungkus kecil Rp.2.000,-)
Produk yang terjual (bungkus)
Hasil Penjualan (Rp)
1
I
20
Promosi
-
2
II
25
Promosi
-
3
III
60
49
98.000
4
IV
55
50
100.000
5
V
60
57
114.000
6
VI
55
54
108.000

Pembahasan
      Break Even Point (BEP) diartikan suatu tingkat penjualan yang dapat menutup fixed dan variable operating expenses atau biaya-biaya yang bersifat tetap atau variabel. Dengan kata lain, BEP akan tercapai pada tingkat earing before interest and taxes = 0. Seringkali BEP diartikan sebagai tingkat penjualan yang dapat menutup semua biaya, baik operating maupun financial cost
      Maka untuk menentukan BEP digunakan persamaam sebagai berikut:
EBIT = (P x X) – (V x X) – F
Dimana P = harga jual per unit
X = volume penjualan dalam unit ,V = biaya operasi variabel per unit, F = biaya operasi tetap
Karena BEP dicapai ketika EBIT = 0, maka persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
BEP tercapai pada tingkat EBIT = 0 maka
BEP = X =      F    
                    P – V
      Dalam pembuatan Manisan Kuwud Ental bungkus besar setiap satu kali produksi menghasilkan kurang lebih 55 per kotak. Manisan Kuwud Ental ini siap dijual dengan harga Rp. 3.000,00 per kotak. Untuk menghasilkan produk Manisan Kuwud Ental sebanyak itu diperlukan biaya operasi tetap sebesar Rp. 195.000,00 per bulan dan biaya operasi variabel sebesar Rp. 97.500,00 per satu kali produksi.
      Sehingga Break Even Point dalam pembuatan Manisan Kuwud Ental ini dapat dihitung sebagai berikut:
P = Rp. 3.000,00         V = Rp. 1.700,00        F = Rp. 195.000,00
BEP = X =              Rp. 195.000,00           = 150 kotak
                     Rp.3.000,00 – Rp.1.700,00
      Jadi diperoleh BEP = 150 kotak, dengan demikian harus diproduksi Manisan Kuwud Ental minimal 150 kotak dalam waktu satu bulan, sehingga untuk mencapai target tersebut harus dilakukan produksi sebanyak 5 kali dalam satu bulan. Total produk yang dihasilkan adalah 55 x 5 = 275 kotak per bulan. Dengan demikian keuntungan bersih tiap bulan yaitu sebesar:
(275 - 150) x Rp.3.000,00 = Rp.375.000,00.
      Untuk produksi Manisan Kuwud Ental bungkus kecil dijual dengan harga Rp.2.000,- dengan menggunakan biaya variabel sebesar Rp. 97.500,- per satu kali produksi. Sehingga BEP dapat dihitung sebagai berikut:
BEP = X =              Rp. 195.000,00   =  166 kotak
                    Rp. 2.000,00 – Rp. 850,00
      Jadi diperoleh BEP = 166 kotak, dengan demikian harus diproduksi Manisan Kuwud Ental minimal 166 kotak dalam waktu satu bulan, sehingga untuk mencapai target tersebut harus dilakukan produksi minimal sebanyak 6 kali dalam satu bulan. Dengan demikian keuntungan bersih tiap bulan yaitu sebesar:
(330-166) x Rp.2.000,00 = Rp.328.000,00.
      Sehingga dengan modal awal Rp.2.666.000,00 diperkirakan akan dapat kembali dalam jangka waktu 3 bulan.

 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1        Dari kegiatan kewirausahaan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa usaha Manisan Kuwud Ental layak dilaksanakan karena respon pasar untuk Manisan Kuwud Ental ini cukup baik.
2        Kegiatan kewirausahaan tersebut layak dilaksanakan karena prediksi bisa balik modal dalam jangka waktu tiga bulan.
Saran               
1        Lebih lanjut disarankan agar jajanan daerah lebih diperhatikan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sehingga kelestarian penganan daerah terjaga.
2        Kepada para wirausahawan lain marilah kita gali kembali potensi kekayaan nusantara yang mungkin bisa dinaikkan nilai ekonomisnya menjadi sesuatu yang  bernilai ekonomis tinggi.

1 komentar:

  1. The King Casino - CommunityKhabar
    The King Casino is the only novcasino casino near the casino. All 1xbet korean casino games are legal and the game variety is huge! หารายได้เสริม The games are also available at any communitykhabar of the

    BalasHapus